Monday, September 28, 2009

masalah...no problemo

Mungkin pada saat membaca blogk ini saudara sedang atau baru saja dihadapi oleh masalah dan masalah terasa berat sekali untuk terlewati. Masalah itu begitu besar dan membuat kita takut menghadapi masa depan.

Selamat...karena masalah itu boleh datang kepada saudara, karena hanya melalui masalah itu saudara diberi kesempatan untuk melaluinya dan bila saudara melaluinya secara benar saudara pasti naik tingkat dan tentunya akan dengan mudah mengatasinya bila masalah serupa datang menghadang.

Bila kita ulas kembali dalam kehidupan kita selama ini dan kita mencoba mengingat kembali masalah-masalah disaat-saat dulu menghadang kita, pada saat itu kita berpikir dunia terasa berat. Diwaktu sekarang atas masalah dulu itu...eh ternyata saudara telah dapat melaluinya dan masalah yang tadinya terlihat terlalu berat, ternyata tidaklah seperti yang kita bayangkan sebelumnya (apapun itu masalahnya).

Jadi apapun masalah saudara, seberat apapun masalah yang anda rasakan, pasti anda bisa melewatinya bila anda tidak berfokus pada masalah tersebut tapi lebih berfokus pada hal yang lebih hebat dari masalah itu yaitu sang pencipta dunia ini dan yang telah memberikan keselamatan bagi kita asalkan kita mau bersandar pada DIA, juru selamat kita yang ajaib. Love you Jesus Christ the one and only Savior who can wash our sins away.

Saturday, September 26, 2009

sadarkah kita pelayanan kita bukan untuk dilayani

Tuhan begitu baik bagi kita, Dia telah menyiapkan segalanya bagi kita agar kita dapat hidup untuk memuliakan Dia.
Pembuktian ini amatlah mudah bila kita percaya kepada isi Alkitab. Lalu kita bertanya dimana dalam Alkitab yang menyatakan itu?
lho bukannya kita diberikan akal-pikiran dan kita beda dengan binatang.!? bila kita katakan ya pada pernyataan ini mari kita baca Kejadian 1:1-25 lalu baca ayat 26, 28 & 29.
Setelah kita membaca Kejadian 1:1-26, 28 & 29 tersebut, apakah kita mau mengatakan kita yang menyediakan segalanya?.

Hampir selalu manusia lupa untuk memuliakan Tuhan tapi lebih disibukkan dengan hal-hal yang sebetulnya Tuhan telah siapkan bagi kita, sehingga sangking sibuknya kita maka fokus kita kepada hal yang salah dan sebagai akibatnya menghambat turunnya segala sesuatu yang sebetulnya Tuhan telah siapkan bagi kita. Bahkan seringkali kita berdalih dan mengatakan bahwa kita sudah memuliakan Tuhan dan kita buktikan dengan berbagai pelayanan yang kita pikir kita lakukan untuk Tuhan bahkan dengan menjadi atau menggunakan label bahwa kita adalah hamba Tuhan, sehingga label tersebut bukannya supaya kita lebih merendahkan diri karena kata yang digunakan adalah "hamba" tapi label tersebut bahkan kita gunakan untuk meninggikan mutu kita dan akhirnya menyimpang dari kata awal yaitu "hamba", dan lebih parah lagi status tersebut kita gunakan (dengan/tanpa kita sadari) bukannya agar kita mau melayani yang terjadi agar kita dilayani karena status kita tersebut. Sebagai akibatnya yang terjadi adalah "pelayanan untuk dilayani". Yang lebih parah lagi dalam kehidupan kita bermasyarakat kita menggunakan sistem saklar.
Apa maksudnya???
Sistem yang menggunakan on off dalam pelayanan disatu sisi kita bicara tentang konsep Firman Tuhan dan gaya hidup Tuhan pada saat kita berada dalam lingkungan kegiatan ibadah "Gerejawi" tapi begitu kita masuk kedalam lingkungan kerja umum dimana kita harus berinteraksi dengan orang-orang yang tidak atau belum mengenal gaya hidup Tuhan, bukannya kita menjadi terang bagi mereka tapi yang terjadi adalah mereka menjadi "terang" bagi kita (tentunya terang versi mereka ya).

Mau bukti???
tanya pada hati nurani masing-masing

Harga Sebuah Kejujuran

Bebarapa waktu yang lalu saya bersama keluarga berlibur ke Bandung dan menginap di sebuah hotel di Dago Utara. Seperti pada umumnya bila kita menginap di hotel, fasilitas menginap juga sudah termasuk makan untuk 2 orang dewasa per satu kamar. Pada saat itu kami sekeluarga (yaitu Saya, istri, dan 3 anak (corry 14, xena 10 & azarel 4) menginap dengan menyewa 2 kamar boutique Suite (connecting room). karena kami menginap selama 4 malam maka otomatis kami mendapatkan 4 kali berturut-turut makan pagi. seperti biasa diawal makan pagi saya bertanya pada petugas jaga apakah saya harus menambah biaya untuk anak saya azarel 4 tahun, dan petugas menyatakan tidak perlu. inti permasalahan bukanlah disitu, tapi ternyata beberapa kali pengamatan saya, banyak sekali keluarga mengambil begitu banyak makanan (khususnya makanan kering seperti roti) bukanlah untuk dimakan pada saat itu, tetapi ternyata mereka sudah menyiapkan bungkusan maupun tas dan memasukkannya kedalam tas dengan gaya sembunyi-sembunyi. Melihat dari gaya memasukkan makanan tersebut kedalam tas, terlihat bahwa adanya penghindaran mereka dalam memasukkan makanan agar tidak terlihat oleh petugas. Kalau saya mencoba menganalisa tindakan mereka, terlihat sekali bahwa mungkin di hati kecil mereka bahwa tindakan mereka tersebut merupakan tindakan yang tidak benar dan dapat merugikan orang lain sehingga tindakan tersebut dilakukan secara sembunyi-sembunyi, dan bila dirasakan hal yang wajar tentunya tidak perlu secara sembunyi-sembunyi dilakukan.

Tentunya hal ini bukanlah dilakukan oleh orang yang berkekurangan karena terbukti mereka mampu untuk menginap dihotel pada masa liburan, tapi berangkat dari ketamakan kecil yang dimulai dengan ketidak jujuran yang tanpa disadari merugikan orang lain.

Mereka mungkin dapat beralasan bahwa, toh mereka sudah membayar dengan membayar biaya inap. Tapi saya yakin dan percaya bahwa bila mereka bertanya pada hati mereka masing-masing jujurkah tindakan mereka, baikkah tindakan mereka...maka kalau mereka bercermin pada saat tidak ada orang lain yang ada disekitarnya sambil memikirkan kejadian itu, mereka akan tersipu malu dengan senyum yang malu-malu kucing.